Jumat, 8 Agustus 2008 atau yang dipopulerkan menjadi angka 08-08-08, menjadi topik hari ini, karena hanya sekali dalam satu abad terjadi, bagi yang suka mengotak-atik, hal ini sangat menarik juga. Kalau hari ini merupakan hari ulang tahun K.H.Hasyim Muzadi, Ketua Umum Nahdhatul Ulama (NU), yang ke 63, maka bagi kami sekeluarga, tinggal 3 hari lagi yaitu tanggal 11 Agustus , Senen yang akan datang ini merupakan ulang tahun perkawinan kami yang ke 45. Sudah 45 tahun yang lalu berlangsung pernikahan kami di kota Bukittinggi. Alhamdulillah, kami sekeluarga selama 45 tahun ini, selalu diberkahi oleh Allah SWT, dan semoga untuk selanjutnya demikian pula tidak kurang suatu apapun, selalu senantiasa bersyukur kepada Allah SWT. Amin
Jumat, 08 Agustus 2008
Minggu, 03 Agustus 2008
100 tahun ayahanda A.MALIK SIDDIK
Tepat hari ini 3 Agustus 2008, ayahanda berumur 100 tahun, karena beliau di lahirkan di Bukittinggi (waktu itu disebut Fort de Kock), pada hari Senen, 3 Agustus 1908, bertepatan dengan 5 Rajab 1326 H. Ada teman-teman ayahanda yang berulang tahun ke 100 tahun 2008, ini antara lain Almarhum Buya H.Abdul Malik Karim Amrullah (dikenal dengan buya Hamka),beliau lahir 17 Pebruari 1908 di Maninjau, dan satu lagi, yaitu mantan Perdana Menteri Mohammad Natsir, yang lahir di Alahan Panjang tanggal 17 Juli 1908. Ayahanda A.Malik Siddik meninggal di Surabaya hari Ahad 3 Mart 1968 (3 Zulhijjah 1388H), dalam usia 60 tahun, sedangkan buya Hamka pada tahun 1980, dan Bpk.Mohammad Natsir tahun 1993. Buya Hamka dan bpk.Mohd.Natsir diperingati ulang tahunnya oleh masyarakat, karena memang kedua beliau adalah publik figur dan pahlawan bangsa. Dan Ulang tahun ayahanda A.Malik Siddik, cukup diperingati oleh anak-anak beliau yang masih hidup sekarang ini, melalui tulisan di blogger ini, karena beliau juga adalah pahlawan bangsa yang tidak dikenal oleh masyarakat umum, karena beliau pernah memimpin suatu pemerintah daerah didaerah Suliki dan Payakumbuh Utara pada waktu perang Kemerdekaan Indonesia 1946-1950 dahulu, sebagai Wedana Militer dimana berdomisili Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI), Koto Tinggi, yang diketuai oleh Mr.Syafruddin Prawiranegara
Persahabatan ayahanda dengan Mohd.Natsir, ,mulai intensif ketika beliau ikut masuk hutan di Sumatera Barat bersama ayahanda waktu Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Lain halnya dengan buya Hamka, persahabatan ayahanda dengan Buya Hamka sudah sejak muda dalam organisasi Muhammadiyah di Minangkabau, yang kebetulan sama-sama bernama Abdul Malik, bahkan sama-sama mempunyai anak yang bernama RUSYDI. bahkan pernah kkd Fahmi Malik tinggal (in de kost) dirumah buya Hamka di Padang Panjang pada zaman Jepang, sebelum kemerdekaan Indonesia. Bahkan ketika add.Mashati menikah dengan add Syaiful Mahdi pada tahun 1971, buya Hamka ikut sebagai saksi pernikahan tersebut.
Semoga Allah SWT, selalu mengasihi memberi kelapangan dalam kubur dan mengampuni dosa-dosa ayahanda dan umianda dan menempatkan beliau dalam syurga, Amin.
Bpk. Mohd. Natsir sempat menyampaikan duka cita atas meninggalnya ayahanda , kepada umianda di Surabaya sekitar tahun awal 1969, ketika beliau datang berceramah di gedung Pertemuan di Surabaya, setelah beliau bebas dari tahanan rezim orde lama.
Mengenai riwayat perjuangan dan pergerakan ayahanda, sempat dibikinkan oleh anak beliau suatu kenangan bersama ayahanda dan umianda, hanya sampai akhir tahun 1954. Semoga dapat dilanjutkan kembali dengan jilid ke 2, Insya Allah.
Perkenalan pertama dengan M.Natsir, dengan ayahanda adalah di nagari Padang Japang pada kira-kira akhir bulan Juni 1949, ketika Dr.Leimena ,Mohd.Natsir dan Dr.Halim menemui dan menjemput Ketua PDRI Mr.Syafruddin Prawiranegara. Ketika itu ayahanda adalah Wedana Militer Payakumbuh Utara dan Suliki, dimana nagari Padang Japang berada. Peristiwa itu berlangsung setelah berhasilnya persetujuan Rum-Royen, dan Presiden Sukarno dan Wapres M.Hatta telah kembali di Yogyakarta dari Bangka. Pertemuan kedua ayahanda dengan Pak Natsir, pada bulan Nopember 1952, setelah Pak Natsir tidak lagi menjadi Perdana Menteri, datang ke Bukittingi menghadiri Ulang Tahun ke 40 Muhammadiyah di Gedung bioskop Cinema Pasar Atas Bukittingi. Ayahanda menjadi ketua Panitia Ulang Tahun Muhammadiyah di Bukittinggi
Sekian kenangan indah dengan tiga tokoh idola kami sekeluarga yang dirayakan kelahirannya 100 tahun pada tahun 2008 ini
Jumat, 01 Agustus 2008
Kenangan pada Add.Hilal
Assalamu'alaikum.W.W.
Alhamdulillah, hari ini saya memulai dan menggunakan sarana blog, salah satu fasilitas yang baru dalam mengemukakan pendapat dan isi hati kita. Semoga Allah SWT memberkati saya dalam melaksanakan ini, dan semoga dapat pula menjadi perhatian bagi masyarakat pada umumnya dan keluarga saya sendiri khususnya.
Alhamdulillah, hari ini saya memulai dan menggunakan sarana blog, salah satu fasilitas yang baru dalam mengemukakan pendapat dan isi hati kita. Semoga Allah SWT memberkati saya dalam melaksanakan ini, dan semoga dapat pula menjadi perhatian bagi masyarakat pada umumnya dan keluarga saya sendiri khususnya.
Kemarin tanggal 1 Agustus 2008, dan bertepatan pula dengan 1 Sya'ban 1429 H, bagi saya pribadi, sangat berkesan sekali, karena dua penanggalan yang sangat tepat atau berulang kembali bertemu , yaitu 67 tahun yang lalu, 1 Agustus 1943 bertepatan pula dengan 1 Sya'ban 1362 H, yaitu hari kelahiran adik saya HILAL di Palembang, yang oleh ayahanda Malik Siddik memberikan nama HILAL, sesuai dengan hari pertama bulan Sya'ban dan bertepatan pula dengan hari pertama bulan Agusrtus. Adinda Hilal sekarang telah meninggal dalam usia 53 tahun, di tanah suci. Makkah al Mukarramah, ketika menunaikan ibadah haji, pada Selasa 12 Zulhijjah 1416 H (30 Aprill 1996) yang lalu, Semoga arwah add.Hilal diterima oleh Allah SWT, dan diampuni dosanya oleh Allah SWT. Amin. Dan semoga Allah SWT mengampuni dan mengasihani Ayahanda dan Umianda yang telah memilih nama Hilal tersebut 67 tahun yang lalu, dan memasukkan ayahanda dan umianda kedalam syurga,Amin
Langganan:
Postingan (Atom)